Pada April 2016 dari 82 Kota IHK di Indonesia, tercatat 5 kota mengalami inflasi dan 77 kota mengalami deflasi.
Dari 2 kota IHK di Provinsi Maluku, Kota Ambon deflasi 1,07 persen dengan IHK 120,67 dan Kota Tual mengalami inflasi sebesar 0,22 persen dengan IHK 136,09.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,45 persen dengan IHK 132,98 dan terendah terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,79 persen dengan IHK 124,29 dan terendah terjadi di Kota Singaraja sebesar 0,06 persen dengan IHK 131,14.
Dari 82 Kota IHK di Indonesia, di bulan April 2016 IHK Kota Ambon menduduki peringkat 64, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki peringkat 75, inflasi tahun kalender Kota Ambon menduduki peringkat 77, serta untuk inflasi tahun ke tahun Kota Ambon menduduki peringkat 82.
Dari 82 Kota IHK di Indonesia, di bulan April 2016 IHK Kota Tual menduduki peringkat 1, inflasi bulanan Kota Tual menduduki peringkat 2, inflasi tahun kalender Kota Tual menduduki peringkat 51, serta inflasi tahun ke tahun Kota Tual menduduki peringkat 70.
Inflasi tahun kalender Kota Ambon di bulan April 2016 sebesar -0,97 persen dan inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 0,64 persen.
Inflasi tahun kalender Kota Tual di bulan April 2016 sebesar 0,00 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 2,68 persen.
Inflasi di Kota Ambon terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,27 persen; kelompok sandang 0,18 persen; kelompok kesehatan 0,35 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen. Deflasi terjadi pada kelompok bahan makanan 4,41 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; serta pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,54 persen.
Inflasi di Kota Tual terjadi pada kelompok bahan makanan 0,67 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,22 persen; kelompok sandang 0,32 persen; kelompok kesehatan 0,21 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,46 persen. Deflasi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,33 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,58 persen.