Komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga di tingkat petani/penyumbang
terbesar peningkatan It: perikanan: rumput laut, kembung, tongkol, cakalang,
teripang, dan selar; peternakan: babi, sapi potong, ayam buras, kambing, telur ayam
buras, dan domba; hortikultura: cabai rawit, cabai merah, jeruk, pisang, ketimun,
bayam, jeruk besar, dan belimbing.
Provinsi Maluku mengalami inflasi perdesaan pada Agustus 2019 sebesar 0,59 persen,
ranking ke-4 dari 33 Provinsi seluruh Indonesia. Inflasi terjadi pada semua kelompok
pengeluaran, tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,00 persen dengan
andil sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,44 persen dengan andil
sebesar 0,00 persen, kemudian kelompok perumahan sebesar 0,25 persen dengan
andil sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen dengan andil
sebesar 0,04 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,15 persen dengan andil
sebesar 0,01 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar
0,09 persen dengan andil sebesar 0,01 persen, dan terakhir kelompok pendidikan,
rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.
10 Komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku Agustus 2019:
cabai rawit, ikan cakalang, ikan layang, ikan selar, ikan teri, ikan ekor kuning, ikan
tongkol, cabai merah, kacang panjang, dan kangkung.
Komoditas dengan andil terbesar terhadap peningkatan indeks BPPBM pada Agustus
2019 adalah bensin, ongkos angkut, parang, oli, umbi-umbian (ketela pohon/rambat),
cangkul, dan perangkap.
NTUP Maluku Agustus 2019: 124,13, naik 0,18 persen dibanding Juli 2019. NTUP
subsektor tanaman hortikultura masih pada pos